Karya sastra adalah salah satu perekam jaman. Setiap jamannya akan melahirkan karya-karya sastra sesuai masanya. Karya-karya yang dihasilkan pun memiliki corak tersendiri yang membedakan dengan karya sastra sebelumnya maupun sesudahnya. Perkembangan karya sastra di Indonesia memiliki perbedaan pada setiap periodenya. Periode ini di mulai dari Angkatan Pujangga Lama, Angkatan Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan ’45, Angkatan ’50-an, Angkatan ’66 – ’70-an, Angkatan Dasawarsa 80-an, hingga Angkatan Reformasi. Di bulan Agustus yang penuh dengan gegap gempita perayaan kemerdekaan, yuk simak karya-karya sastra populer yang lahir di saat Indonesia sedang berjuang merebut kemerdekaan.
Angkatan 45 identik dengan angkatannya Chairil Anwar. Hal ini dikarenankan Chairil Anwar dianggap sebagai pelopor dari angkatan ini. Angkatan 45 memiliki corak khas pada setiap karyanya yang sarat akan perjuangan bangsa melawan penjajah. Ciri khas dari karya sastra yang lahir dari Angkatan 45 adalah bentuknya yang bebas karena tidak terikat dengan aturan-aturan yang mengikat, universalitas artinya karya-karyanya mampu bersaing dengan karya sastra dunia, individualistis karena karya-karya yang dihasilkan langsung dari hasil pemikiran, perasaan, serta pengalaman pengarangnya, realistis karena karya yang dihasilkan banyak mengungkap dari rasa dan pengalaman yang ada di kehidupan sehari-hari, serta ciri terakhir dari angkatan ini adalah karena corak futuristiknya yang ditandai dari karya-karya yang berpandangan ke masa depan dan berusaha mengajak Masyarakat untuk maju dengan pemikiran yang terbarukan.
Karya-karya yang populer dari Angkatan 45 ini banyak yang masih menikmati hingga masa kini. Kebanyakan karya yang dihasilkan pada angkatan ini adalah puisi, meskipun karya sastra lainnya juga dihasilkan pada periode ini. Anda tentu tidak asing dengan sajak-sajak karangan Chairil Anwar seperti puisi Aku Ini Binatang Jalang (1943), Deru Campur Debu (1945), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Luput (1949). Sajak-sajak lain juga diciptkan oleh sastrawan lain seperti Asrul Sani dan RivaiA pin yang berkawan akrab dengan Chairil Anwar. Tiga Serangkai ini pun melahirkan karya puisi berjudul Tiga Menguak Takdir (1950). Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tidak hanya puisi yang lahir di periode ini. Karya sastra lain seperti drama dan cerpen juga lahir diperiode ini seperti Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (drama), Keluarga Surono (drama) karya sastrawan Idrus yang aktif menulis cerpen dan naskah. Karya lainnya seperti kumpulan cerpen Blora karya sastrawan Pramodya Ananta Toer, kemudian karya berbentuk essay karangan P. Sengojo yang berjudul Pecah Bertebaran, hingga karya berbentuk roman karangan S. Munding yang berjudul Jayawijaya lahir pada periode ini.
Masih banyak karya-karya sastra lainnya yang lahir diperiode Angkatan 45 ini. banyak pula sastrawan-sastrawan yang lahir dengan karya luar biasanya. Bahkan hingga masa kini banyak karya-karya Angkatan 45 yang masih dinikmati. Hal ini karena corak ciri khas dari karya Angkatan 45 yang futuristik sehingga masih relevan dengan kehidupan di masa kini. Nah, itu dia karya sastra yang populer dan lahir dari periode Angkatan 45. Sastra sebagai cerminan masyarakat mampu menjadi perekam jaman yang asik untuk dinikmati namun tetap kritis terhadap keadaan. Jadi, mana karya yang kamu gemari dari Angkatan 45 ini?
Lihat Buku
Lihat Buku
Lihat Buku
Lihat Buku